10 ORANG TERDUGA TERORIS DITANGKAP DENSUS 88
Gong Aspirasi Rakyat - Detasemen Khusus 88 Antiteror menangkap sebanyak 10 terduga teroris di wilayah Solo Raya, pada Kamis (25/01).
Rangkaian penangkapan itu
dikonfirmasi Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Satake Bayu.
“Iya ada 10 terduga teroris
yang ditangkap,” kata dia saat dihubungi wartawan di Solo, Kamis (25/01).
Adapun 10 terduga teroris
yang ditangkap berasal dari berbagai daerah di eks Karesidenan Surakarta atau
Solo.
“Rincian TKP penangkapan
terduga pelaku terorisme. Kabupaten Karanganyar ada satu orang terduga teroris,
tiga orang terduga teroris di Kabupaten Boyolali, lima orang terduga teroris,
dan satu orang terduga teroris di Solo,” sebutnya.
KETUA
RT DITANGKAP
Salah satu terduga teroris
yang ditangkap merupakan Ketua RT di Kelurahan Mojo, Kota Solo, yang
sehari-hari berjualan barang bekas di Pasar Klitikan Notoharjo. Pria tersebut
bernama Mujiono.
Menurut salah satu tetangga
yang bernama Suprapto, Densus 88 menangkap Mujiono seusai salat subuh di Masjid
Al Badar yang tak jauh dari rumahnya.
“Pak Muji itu pergi ke
masjid pas subuh. Kemudian istri dan anaknya mencari-cari Pak Muji kok enggak
pulang-pulang ke mana terus dicari. Sampai jam 10.00 WIB itu dipanggil oleh
Linmas, katanya ada tamu. Terus Umi [panggilan istri Mujono] pulang, tahu-tahu
sudah ada polisi banyak,” papar Suprapto.
Mujiono dan keluarganya
tinggal di sebuah rumah sederhana yang berdiri di atas lahan milik Pemkot Solo.
Pembangunan rumah itu juga menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
(APBD) Pemerintah Kota Solo.
Mujiono dan keluarganya
tinggal di sebuah rumah sederhana yang berdiri di atas lahan milik Pemkot Solo.
Pembangunan rumah itu juga menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
(APBD) Pemerintah Kota Solo.
Bahkan di rumah yang bercat
biru itu tertera plat ‘Pemerintah Kota Surakarta Dinas Perumahan dan Kawasan
Permukiman Serta Pertanahan. Pembangunan Baru RTLH APBD TH 2022. Nama Mujiono,
RT 06, RW 03, Kelurahan Mojo, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta (Solo)’.
Suprapto, tetangga Mujiono,
mengaku melihat sejumlah barang bukti yang dibawa anggota Densus saat keluar
dari dalam rumah Mujiono.
“Yang dibawa itu busur
panah, terus senapan angin. Itu [senapan] dijual karena dia [berdagang] di
Pasar Klitikan,” kata dia.
Suprapto mengungkapkan Mujiono
juga sering menjadi imam di Masjid Al Badar yang berjarak sekitar 100 meter.
“Setiap salat di situ, pak
Muji jadi imam juga dan ngasih kultum,” ujar dia.
Kabid Humas Polda Jawa
Tengah, Kombes Pol Satake Bayu, enggan membeberkan peran Mujiono dan sembilan
terduga teroris lainnya.
“Tapi kalau [pengembangan
kasus] itu dari Densus 88 yang punya kapasitas [menjawab] karena terduga
teroris yang menangani Densus 88. Kita hanya membantu setelah ada penangkapan,
kita back up dari sisi penggeledehan. Intinya membantu saat
mensterilisasi situasi di sana,” sebutnya.
RENCANA GAGALKAN PEMILU 2024
Pada Oktober 2023 lalu, Densus 88 Antiteror Mabes Polri melaporkan telah menangkap 59 orang yang diduga teroris. Sebanyak 40 di antara mereka disebut merencanakan aksi teror untuk menggagalkan Pemilu 2024.
Densus 88 Mabes Polri
melaporkan penangkapan 40 orang terduga anggota JAD yang berafiliasi dengan
ISIS mencakup 23 orang yang ditangkap di Jawa Barat, 11 orang di DKI Jakarta,
dan enam orang di Sulawesi Tengah.
"Bagi mereka Pemilihan
Umum atau Pemilu adalah rangkaian demokrasi, dan demokrasi adalah maksiat dan
melanggar hukum," kata Juru Bicara Densus 88, Kombes Aswin Siregar, kepada
media, Selasa (31/10).
Pengamat keamanan, Al
Chaidar, mengatakan, penangkapan 40 orang yang diduga anggota Jemaah Ansharut
Daulah (JAD) merupakan bukti rencana "serangan cukup masif dan
serius" terhadap Pemilu 2024 mendatang.
"Dalam pemikiran
mereka] ini [pemilu] adalah pesta pora thaghut [kaum yang memuja sesuatu selain
Allah]. [Mereka berpikir] gara-gara demokrasi, hukum syariat Islam tak bisa
dijalankan," katanya.
Chaidar melanjutkan, target
JAD yang disebut "thaghut" antara lain polisi, aparat pemerintah,
kepala daerah, serta menteri. (GAR/Piet)
Sumber : www.bbc.com