Bank Indonesia, Pemprov NTT dan Kadin NTT Sukses Gelar Duduk Ba Omong Tahun 2025
Kegiatan ini menghadirkan
Penjabat Gubernur NTT Andriko Noto Susanto sebagai keynote speech. Selain itu,
turut hadir Gubernur Terpilih Emanuel Melkiades Laka Lena sebagai Leader
Insight dan tiga narasumber yakni Sugeng Santoso Staf Ahti Bidang Ekonomi
Maritim Kernenko Pangan membawakan materi ‘Strategi Penguatan Produktivitas dan
Arah Kebijakan Hilirisasi Sektor Pertanian dan Perikanan’, Saleh Husein WKU
Bidang Perindustrian KADIN dengan materi ‘Strategi Penguatan Iklim Investasi
dan Dunia Usaha melalui Pengembangan Ekosistem dan Perluasan Pasar’ dan Dwinita
Larasati Akademisi dan Praktisi Ekraf dengan materi ‘Strategi dan Desain
Pengembangan Industri Ekonomi Kreatif di NTT’.
Kepala BI Wilayah NTT Agus
Sistyo Widjajati pada kesempatan ini menyampaikan tiga poin utama perkembangan
ekonomi di NTT. Pertama, Ia memberikan apresiasi kepada Penjabat Gubernur NTT
Andriko Susanto yang telah mengawal pertumbuhan ekonomi NTT sehingga mengalami
peningkatan pada persentase 3,73 persen (yoy) pada tahun 2024 dibandingkan
tahun tahun 2023 sebesar 3,47 persen.
“Konsumsi masih menjadi
kontributor utama baik konsumsi rumah tangga maupun konsumsi pemerintah, namun
hal ini juga dibarengi dengan peningkatan kinerja sektor-sektor lainnya yang
mengindikasikan bahwa daya beli masyarakat NTT terjaga dengan baik dan mampu
menopang pertumbuhan ekonomi di tengah berbagai keterbatasan saat ini.
Perekonomian yang meningkat juga mendukung perbaikan daya beli. Lalu,
peningkatan nilai tambah tersebut mendukung realisasi konsumsi masyarakat dan
peningkatan tabungan, perbaikan daya beli juga diindikasikan dari kenaikan
permintaan KPR dan KKB,” jelas Agus.
Kedua, Agus Widjajati
menyebutkan bahwa BI memprediksi pertumbuhan Perekonomian NTT tetap optimis
ditahun 2025 dalam rentang kisaran 3,65 hingga 4,25 persen (yoy).
“Prakiraan tersebut juga
didukung dengan laju inflasi tahun 2025 yang tetap terjaga dalam sasarannya.
Kami optimis ditahun mendatang akan terjadi perbaikan pangan dan kondisi iklim
yang lebih kondusif dan investasi disektor pariwisata dan energi, kebijakan
swasembada pangan yang menjadi pendorong ekonomi NTT. Estafet kepemimpinan yang
terjadi saat ini memberikan harapan baru, semangat yang lebih gigih, serta aksi
nyata untuk transformasi ekonomi NTT. Oleh karena itu kami siap untuk terus
bersinergi mendukung program pembangunan Provinsi NTT. Ketiga, semua bisa
diwujudkan apabila kita bersinergi dan berkolaborasi untuk perkembangan ekonomi
NTT 5 tahun kedepan,” tambahnya.
Pj. Gubernur Andriko dalam
materinya yang bertajuk NTT Bisa : Bisa Swasembada Pangan, Bisa Tangani
Stunting, Bisa Hapuskan Miskin Ekstrim menyatakan NTT sebagai salah satu
provinsi besar yang terdiri atas 609 pulau mempunyai potensi-potensi yang luar
biasa.
“Tadi Kepala BI Wilayah NTT
telah menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan 3,73 persen
(yoy) tapi target nasional yaitu 5,2 persen, artinya kalau dibanding target
nasional maka ini masih rendah. sedangkan tren realisasi investasi tahun
2021-2024 mengalami penurunan, Investasi masih didominasi yang berskala kecil
sehingga dibutuhkan optimalisasi peran BUMD Kawasan Industri Bolok.
Selanjutnya, kemiskinan yang masih menjadi isu strategis berada pada angka 19
persen, diatas target penurunan kemiskinan nasional pada kisaran 7,0 persen
sampai 8,0 persen. Jadi kita masih memiliki pekerjaan rumah untuk menurunkan
jumlah kemiskinan yang sangat besar tersebut, tetapi kalau ini berhasil ini
kita selesaikan maka akan menjadi ladang berkah. Kemudian target penurunan
kemiskinan ekstrim nasional adalah 0 persen, namun kita masih berada pada angka
2,8 persen. Juga stunting yang saya sebut sebagai bencana kemanusiaan di NTT
masih tinggi karena berada pada angka sekitar 37,9 persen. Ini artinya kita
punya persoalan SDM di masa depan sehingga diperlukan gerakan penanganan
stunting, miskin dan miskin ekstrim di Nusa Tenggara Timur,” papar Andriko.
Menurutnya, untuk membangun
Provinsi NTT dibutuhkan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui
pemanfaatan potensi-potensi yang telah tersedia.
“Terdapat 5 poin potensi
Provinsi NTT untuk mendukung peningkatan PAD. Pertama adalah sektor pariwisata
dan ekonomi kreatif, NTT punya 1.305 potensi destinasi wisata alam, budaya dan
minat khusus yang didukung oleh 10.803 pelaku usaha ekonomi kreatif dan 726
motif tenun ikat yang luar biasa sehingga ini merupakan salah satu penggerak
ekonomi yang harus terus kita dorong. Pada peringatan HUT NTT ke-66 tahun kita
telah memperoleh rekor MURI kategori Parade Tenun Jenis dan Asal Daerah
Terbanyak di Indonesia, selanjutnya tanggal 20 Desember sebagai Hari Bertenun
dan
kita sukses menggelar Parade
Exotic Tenun NTT dengan tajuk "NTT Bertenun" yang diharapkan dapat
menjadi event internasional kedepannya,” urai Andriko.
“Kemudian yang kedua sumber
daya laut seperti rumput laut, garam, pembudidayaan lobster dan kerapu. Saya
yakin bahwa masa depan tangan kita ada di sektor kelautan dan perikanan,”
sebutnya.
“Ketiga potensi pertanian,
melalui kontribusi swasembada pangan. Sebelumnya, pada Rabu (5/2/2025) bersama
Gubernur terpilih, Kepala Daerah se- Provinsi NTT dan Forkopimda Provinsi NTT,
kita telah menggelar pertemuan bersama Menteri Pertanian RI Amran Sulaiman di
Jakarta dalam rangka membahas pembangunan pertanian untuk swasembada pangan di
NTT. Keempat, kita punya potensi energi baru terbarukan seperti potensi tenaga
surya di Kabupaten Sumba Tengah, angin di Kabupaten TTS lalu panas bumi di
Kabupaten Ngada dan yang terakhir adalah konektivitas antar pulau melalui
Pembangunan infrastruktur untuk mendorong perekonomian di NTT,” jelas Pj.
Andriko.
Sementara itu, Gubernur
Terpilih Melki Laka Lena pada kesempatan yang sama menyampaikan dua gagasan
yang akan diusungnya bersama Wakil Gubernur Terpilih Johni Asadoma untuk
mendorong peningkatan pembangunan ekonomi di NTT.
“Pertama kedepan Melki dan
Johni akan berfokus untuk menggerakkan hilirisasi non tambang di NTT, sudah
cukup kita keluarkan barang dari NTT ini dalam bentuk mentah, kita harus mulai
mengeluarkan produk dalam bentuk jadi atau setengah jadi. Dengan dukungan seluruh
stakeholder, nilai tambah dari produk di NTT ini bisa kita kembangkan dengan
baik, kita akan berfokus pada hilirisasi non tambang karena kita ingin
mengembangkan sektor pertanian, Perkebunan, peternakan, perikanan termasuk
pariwisata dan sebagainya itu harus ada nilai tambah bagi Provinsi NTT. Kedua,
terkait dengan investasi, NTT ini perlu kita dorong agar investasi bertumbuh
dengan baik melalui dua hal, yaitu pertama optimalkan yang sudah ada saat ini.
Kemudian yang kedua membuka kantong-kantong investasi baru kita ini industri di
NTT,” jelasnya.
Turut hadir pada kegiatan
ini, Perwakilan Forkopimda Provinsi NTT, Pimpinan Perangkat Daerah Lingkup
Pemprov NTT dan peserta dari perwakilan Asosiasi, Pelaku Usaha, Perbankan,
Industri Keuangan, Akademisi, ASN dan Mahasiswa. (Econ/GAR)
Sumber Berita + Foto : Siaran Pers Biro Administrasi Pimpinan Setda
Provinsi NTT.
Penulis : Fara Therik.
Foto : Dio Ceunfin. Video : Istimewa